Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shimla, Terpesona Ratu Perbukitan

Kompas.com - 10/09/2011, 05:28 WIB

KOMPAS.com - Letaknya yang hanya beberapa jam dari New Delhi, India, membuat tempat wisata yang satu ini menjadi ikon tujuan wisata setiap weekend bagi penduduk lokal sekitar, bahkan mancanegara. Layaknya kawasan Puncak bagi penduduk Jakarta, pesona Shimla selalu membius para pengunjung untuk sekali lagi dan sekali lagi mengunjungi dataran sejuk itu berkali-kali.

Belum lagi transportasi menuju Shimla, Anda dapat menikmati perjalanan dengan kereta mainan. Bagaimana uniknya, Anda bisa menikmatinya lewat jurnal perjalanan kami beberapa waktu lalu di Shimla, daerah yang terkenal sebagai "Ratu Perbukitan".

Shimla terletak di negara India bagian utara Himachal Pradesh, kota ini terletak di daerah perbukitan barat laut Himalaya. Pesonanya disebut-sebut sebagai karunia bagi basis kolonial yang pernah mendudukinya di zaman silam. Adalah Charles Kennedy, seorang pemimpin kolonial kawakan negara British pada zamannya, konon yang pertama menemukan lokasi hutan alam dengan pemandangannya yang siap diolah menjadi ikon liburan bagi masyarakat kolonial saat itu, tepatnya sekitar tahun 1822.

Kemudian pada tahun 1864, stasiun perbukitan yang mempunyai nama asli Syamala alias nama ethnik dari Dewi Kali ini diresmikan pemerintah kolonial sebagai "The official Summer Capital of The Raj".

Segudang panorama impresif benar-benar menghiasi tanah di dataran tinggi ini, lihat saja pada beberapa lansekap yang setiap musim dinginnya selalu diselimuti gundukan warna lembut nan damai dari salju-saljunya, tak kalah menariknya, ketika musim panas tiba, kota ini menjadi sangat turistik oleh para pemburu pemandangan indah dan tempat leyeh-leyeh dengan sinaran matahari yang hangat di siang hari. Kemudian suhu dingin perbukitan inipun membalut malam masih dengan beberapa aktivitasnya.

Tak hanya keindahan alam yang ditawarkan, sederet wisata sejarah pun hadir melengkapi keunikan yang diberikan oleh sentuhan komersialisasi dan era globalisasinya. Shimla Mall Road, yang disebut-sebut sebagai detak jantung kota ini, menawarkan sentuhan paling komersil sepanjang jalan, bisa dibilang sepanjang area ini adalah jalur tersibuk di wilayahnya, penuh dengan pasar dari tingkat emperan hingga semua barang yang berbau branded. Konon hadirnya jalan ini merupakan peninggalan jalur lalu lintas saat zaman kolonial Inggris dulu.

Shimla Ridge, atau disebut juga The Ridge, yang terletak tepat dijantung kota ini, memberikan warna budaya para penghuni lokal Shimla, yang merupakan tautan menuju pusat-pusat aktivitas di sepanjang jalan perbukitan ini, dari mulai pusat perbelanjaannya, pasar rakyatnya, hingga menuju tempat ibadah yang kebanyakan adalah Hindu.

Belum habis semua keindahan itu, Anda akan dibawa menuju Anandale dan Glenn, yang jaraknya hanya sekitar 2,5 km hingga 4 km dari pusat kota, demi sebuah panorama yang indah dari deretan pegunungan Himalaya, tempat bersantai hingga hutan dengan berbagai jenis tumbuhan sepanjang musim. Aneka permainan hiburan seperti olahraga Polo tersedia, konon dibangun di masa kolonial Inggris.

Lalu Anda pun bisa merasakan sensasi peristirahatan Mahatma Ghandi di Summer Hill, yang letaknya berada di ketinggian 2283 mdpl. Menurut informasi yang didapat, tempat ini sering kali digunakan Mahatma Ghandi sebagai tempat peristirahatan setiap kali ia datang ke kota ini. Mau yang lebih klasik, Anda tinggal mengunjungi State Museum dan perpustakaan kota ini. Di sana Anda akan disuguhkan berbagai benda sejarah hingga benda antik dan unik peninggalan zaman yang lalu dari kota perbukitan ini.

Lain lagi dengan keberadaan Viceregal Lodge, sebuah Institut kenamaan Advace Studi yang terletak di atas lokasi Observatorium Hill ini. Bangunan bertingkat 6 dengan taman yang rapi itu konon dulunya merupakan tempat kediaman raja muda, Lord Duferrin, sekitar tahun 1888.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com